Demensia: Gejala, Penyebab, Jenis, Diagnosis, Pengobatan

Demensia: Gejala, Penyebab, Jenis, Diagnosis, Pengobatan

VIPDOMINO – Demensia: Gejala, Penyebab, Jenis, Diagnosis, Pengobatan Berdasarkan laporan yang ada di BMJ Journals, ada kasus seorang laki-laki di larikan ke rumah sakit dengan gejala kesulitan menemukan kata-kata progresif, kelupaan, dan penarikan diri dari pergaulan.

Setelah di lakukan beberapa tes, pasien terdiagnosis dengan demensia onset di ni dan kelainan epileptiform lobus temporal. Kasus ini menekankan perlunya pertimbangan diagnostik untuk demensia pada pasien dengan gangguan kognitif, bahkan usianya belum masuk kelompok lansia.

1. Apa itu demensia?

emensia adalah kumpulan gejala yang memengaruhi kemampuan fungsi kognitif otak dalam mengingat, berpikir, tingkah lalu, dan berbicara.

Demensia bukanlah sebuah penyakit tunggal, melainkan istilah untuk menggambarkan sekumpulan gejala yang mengganggu fungsi otak. Sering di kaitkan dengan kondisi pikun, tetapi sebetulnya tidak semua orang yang pikun (sering lupa) mengalami demensia.

Sekadar informasi, pikun adalah penurunan daya ingat yang umumnya di karenakan usia yang menua. Meski begitu, orang dengan demensia memiliki gejala pikun yang cukup parah.

Tingkat keparahan demensia berbeda-beda, dari yang ringan hingga berat. Pada beberapa kasus, demensia bisa mengubah kepribadian. Penyakit yang menyerang otak ini bisa bersifat progresif, yakni dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Tak sedikit orang dengan demensia cenderung mengalami kesulitan untuk pulih.

2. Penyebab

Demensia: Gejala, Penyebab, Jenis, Diagnosis, Pengobatan

elansir WebMD, penyebab paling umum demensia meliputi:

  • Penyakit neurologis degeneratif, seperti Alzheimer, penyakit Parkinson, penyakit Huntington, dan beberapa jenis multiple sclerosis. Penyakit ini semakin parah seiring waktu.
  • Gangguan pembuluh darah. Kondisi ini memengaruhi sirkulasi darah di otak.
  • Cedera otak traumatis misalnya akibat kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, gegar otak, dan sebagainya.
  • Infeksi pada sistem saraf pusat seperti penyakit meningitis, HIV, dan penyakit Creutzfeldt-Jakob.
  • Penggunaan alkohol atau narkotika dalam jangka waktu lama.
  • Jenis hidrosefalus tertentu, yaitu penumpukan cairan di otak.

Faktor fisik dan gaya hidup tertentu bisa bikin kamu berisiko lebih tinggi mengalami demensia, termasuk:

  • Usia.
  • Riwayat demensia dalam keluarga.
  • Penyakit seperti di abetes, sindrom Down, penyakit jantung, dan sleep apnea.
  • Depresi.
  • Merokok, penggunaan alkohol secara berlebihan, pola makan yang buruk, dan jarang olahraga.

3. Jenis

Melansir Medical News Today, ada beberapa jenis demensia, yaitu:

  • Penyakit Alzheimer, di tandai dengan “plak” di antara sel-sel yang sekarat di otak dan “kekusutan” di dalam sel (keduanya di s ebabkan oleh kelainan protein). Jaringan otak pada pasien Alzheimer semakin sedikit sel saraf dan koneksi, dan ukuran otak total menyusut.
  • Demensia Lewy body, kondisi neurodegeneratif yang terkait dengan struktur abnormal di otak. Perubahan otak melibatkan protein yang di sebut alpha-synuclein.
  • Demensia kombinasi, mengacu pada diagnosis dari dua atau tiga jenis yang terjadi bersamaan. Misalnya, seseorang mungkin menunjukkan penyakit Alzheimer dan demensia vaskular pada saat yang bersamaan.
  • Penyakit Parkinson: juga di tandai dengan adanya demensia Lewy body. Meskipun Parkinson sering di anggap sebagai gangguan pergerakan, penyakit ini juga dapat menyebabkan gejala demensia.
  • Penyakit Huntington, di cirikan dengan jenis gerakan tertentu yang tidak terkontrol, tetapi juga termasuk demensia.

Gangguan lain yang dapat menyebabkan gejala demensia meliputi:

  • Demensia frontotemporal juga di kenal sebagai penyakit Pick.
  • Hidrosefalus tekanan normal saat kelebihan cairan serebrospinal menumpuk di otak.
  • Atrofi kortikal posterior menyerupai perubahan yang terlihat pada penyakit Alzheimer tetapi di bagian otak yang berbeda.
  • Sindrom Down meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit Alzheimer pada usia muda.

4. Gejala

Demensia: Gejala, Penyebab, Jenis, Diagnosis, Pengobatan

Menurut keterangan dari WHO, demensia memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda, bergantung pada dampak penyakit dan kepribadian orang tersebut sebelum jatuh sakit.

Tanda dan gejala yang terkait dengan demensia dapat di pahami dalam tiga tahap.

Pada tahap awal, gejala demensia sering terlewatkan karena onset-nya (gejala awal) bertahap. Gejala umum termasuk:

  • Sering lupa.
  • Lupa waktu.
  • Tersesat di tempat yang sudah di kenal.

Pada tahap menengah, saat berkembang ke tahapan selanjutnya, tanda dan gejalanya akan lebih jelas dan lebih membatasi, termasuk:

  • Lupa akan peristiwa yang baru di alami dan nama-nama orang.
  • Tersesat di rumah.
  • Peningkatan kesulitan dalam berkomunikasi.
  • Butuh bantuan dengan perawatan pribadi.
  • Mengalami perubahan perilaku, termasuk suka keluyuran dan bertanya berulang-ulang.

Pada tahap akhir, terlihat ketergantungan dan ketidakaktifan yang hampir total. Gangguan ingatan serius dan tanda serta gejala fisik menjadi lebih jelas, meliputi:

  • Tidak sadar akan waktu dan tempat.
  • Kesulitan mengenali kerabat dan teman.
  • Peningkatan kebutuhan untuk perawatan diri.
  • Kesulitan dalam berjalan.
  • Mengalami peningkatan perubahan perilaku yang mungkin termasuk agresi.

5. Diagnosis

Pada tahap pertama, diagnosis di lakukan dengan melakukan tes melalui beberapa pertanyaan yang di ajukan oleh dokter

Tahap pertama di lakukan dengan tes mental yang meliputi pertanyaan mengenai tanggal lahir, usia, tahun, jam, dan lain-lain

Setelah itu, tes kedua di lakukan dengan melakukan pendekatan terhadap kerabat dekat pasien. Jika pasien memiliki tanda-tanda hilangnya memori, maka pasien akan di sarankan untuk melakukan tes darah secara rutin dan CT scan otak.

SUMBER BERITA : VIPDOMINO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *