Sering Terbangun Tengah Malam? Mungkin 7 Hal ini Penyebabnya
VIPDOMINOONLOUNGE – POKER ONLINE Sering Terbangun Tengah Malam? Mungkin 7 Hal ini Penyebabnya Setelah beraktivitas seharian penuh, yang kita inginkan adalah tidur nyenyak dan bangun dengan keadaan bugar di pagi hari. Namun, sebagian orang barangkali merasakan terbangun di tengah tidur lelap dan berakhir terjaga sepanjang malam.
Tentu hal ini terasa menjengkelkan, apalagi jika kita mengalaminya hampir setiap malam. Jika hal ini terus menerus terjadi, kita bisa mengalami kekurangan tidur sehingga produktivitas berpotensi menurun.
Di rangkum dari Livestrong dan Healthline, berikut ini kemungkinan penyebab seseorang terbangun di tengah tidur di malam hari. Apakah kamu juga mengalami hal yang sama?
1. Menyimpan gawai dalam keadaan menyala
Gawai memancarkan sinar biru yang dapat membuat seseorang terjaga. Ini karena sinar biru dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Sebagai akibatnya, memainkan gawai sesaat sebelum tidur dan menyimpannya dalam keadaan menyala berpotensi mengganggu kualitas tidur seseorang.
Untuk mengatasi hal ini, matikan gawai dan redupkan lampu di seluruh ruangan dua setidaknya 3 jam sebelum tidur. Di lansir Harvard Health Publishing, ini bertujuan untuk memberikan sinyal kepada otak agar segera beristirahat.
2. Terlalu banyak minum sebelum tidur
Tubuh memerlukan cairan agar bisa berfungsi secara optimal. Namun idealnya kebutuhan cairan di penuhi dari pagi hingga petang atau selama beraktivitas. Sementara menjelang waktu tidur, sebaiknya kurangi konsumsi cairan untuk menghindari frekuensi buang air kecil yang sering saat tidur.
Minum berlebihan sebelum tidur bisa menyebabkan kandung kemih penuh sehingga kita terbangun di tengah malam untuk pergi ke kamar mandi. Akan tetapi, jika ini tetap terjadi bahkan setelah kamu mengurangi jumlah konsumsi cairan, kamu perlu mengonsultasikannya kepada dokter.
3. Gangguan prostat pada laki-laki
Terbangun di tengah malam untuk pergi ke kamar mandi padahal tidak minum berlebihan sebelum tidur? Ini bisa menjadi pertanda gangguan prostat pada laki-laki, salah satunya adalah benign prostate hyperplasia, atau pembesaran kelenjar prostat.
Kelenjar prostat yang membesar dapat menekan kandung kemih sehingga tidak bisa menahan cairan seperti biasanya. Akibatnya, penderita mengalami peningkatkan frekuensi buang air kecil, khususnya di malam hari.
4. Minum kopi 4 sampai 6 jam sebelum tidur
Kafein merupakan senyawa stimulan yang dapat merangsang otak dan sistem saraf, sehingga membuat kita lebih fokus dan terjaga. Kafein dianjurkan di konsumsi di pagi atau siang hari dengan batas 400 miligram per hari, seperti di jelaskan Food and Drugs Administration (FDA).
Di lansir Harvard Health Publishing, efek zat ini mencapai puncaknya tepat satu jam setelah di konsumsi. Setelah 4 sampai 6 jam, sekitar 50 persen kafein akan di eliminasi dari tubuh.
Jika kamu mengonsumsi kopi di bawah 6 jam sebelum tidur, sisa kopi di dalam tubuh masih memberikan efek stimulan yang berpotensi mengganggu kualitas tidur. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi minuman ini setidaknya 10 jam sebelum tidur agar mendapat tidur yang berkualitas. JOINSINI
5. Lingkungan tidur yang kurang ideal
Siklus tidur di pengaruhi berbagai faktor, termasuk suhu, cahaya, dan kelembapan. Misalnya, suhu yang terlalu panas dapat mengganggu tahapan rapid eye movement (REM) atau di sebut juga dengan istilah tidur bermimpi. Hal ini di jelaskan dalam laman Healthline.
Selain itu, cahaya juga memainkan peran penting dalam siklus tidur. Jam biologis manusia mengikuti ritme sirkadian yang di kendalikan oleh bagian otak yang bernama suprachiasmatic nucleus (SCN).
Bagian ini sensitif terhadap cahaya, sehingga cahaya menjadi isyarat penting dalam mengatur ritme sirkadian atau jam biologis tubuh. Oleh karena itu, lingkungan yang minim cahaya akan di persepsikan sebagai sinyal agar tubuh segera beristirahat.
6. Memiliki gangguan apnea tidur
Gangguan ini menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas dan sering terbangun saat tidur. Kondisi ini bisa di sebabkan karena berbagai faktor, salah satunya adalah otot di belakang tenggorokan terlalu rileks sehingga menyulitkan penderitanya untuk bernapas.
Di kutip Mayo Clinic, perokok, orang yang mengalami obesitas, dan orang dengan riwayat penyakit gangguan tidur dalam keluarga berisiko mengalami sleep apnea. Jika kamu mengalami tanda-tanda seperti mendengkur, tersedak, atau tersengal-sengal saat tidur, bahkan terbangun karena sesak napas, kamu mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter.
7. Makan berat sebelum tidur
Sebelum tidur, kamu tidak di anjurkan untuk makan terlalu berat. Konsumsi makanan berat yang mengandung tinggi protein dan tinggi lemak sebelum tidur dapat memperberat kerja sistem pencernaan. Ini dapat berpengaruh terhadap kualitas tidur seseorang.
Namun ini bukan berarti kamu tidak boleh makan di malam hari. Hindari konsumsi makanan pedas terutama tiga jam sebelum tidur karena dapat merangsang dan memberikan sensasi terbakar pada sistem pencernaan dan dapat memperburuk kondisi sleep apnea pada penderitanya.
Terbangun di malam hari tentu hal yang tidak ingin kamu alami. Ini bisa menyebabkan kekurangan tidur dan kelelahan di siang hari, sehingga kamu kehilangan konsentrasi dan kesulitan fokus selama beraktivitas.
Menghindari kafein 10 jam sebelum tidur, mengurangi frekuensi minum dan tidak mengonsumsi makanan berat tiga jam sebelum tidur, serta menciptakan lingkungan tidur yang ideal bisa meningkatkan kualitas tidur kamu. Namun, jika cara ini masih belum berhasil, kamu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
SUMBER BERITA : VIPDOMINO