Brittle Nail Syndrome: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Brittle Nail Syndrome: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Brittle Nail Syndrome: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

VIPDOMINOONLOUNGE – POKER ONLINE Brittle Nail Syndrome: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan Semua orang pasti ingin punya kuku yang sehat. Sayangnya, sebagian orang mengeluhkan kuku yang rapuh dan mudah patah, membuatnya tak lagi cantik dan enak dipandang. Ada berbagai penyebab kuku rapuh, salah satunya adalah brittle nail syndrome.

Kondisi apa itu brittle nail syndrome dan perlukah di khawatirkan? Berikut ini adalah fakta-fakta medis tentang salah satu penyebab kerusakan kuku tersebut. Simak, ya!

1. Brittle nail syndrome sering di sebut sebagai sindrom kuku rapuh

Menurut sebuah laporan dalam jurnal Clinical Dermatologybrittle nail syndrome atau sindrom kuku rapuh merupakan masalah kuku yang di tandai dengan permukaan kuku yang kasar, ujung kuku yang rapuh atau compang-camping, serta pecah dan terkelupas.

Kuku rapuh memengaruhi 20 persen populasi dan paling sering di alami oleh orang-orang usia lanjut. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan orang yang lebih muda bisa terkena. Perempuan di laporkan mengalami kuku rapuh dua kali lebih banyak ketimbang laki-laki.

Penyebab pasti brittle nail syndrome belum di ketahui. Namun, di duga kondisi ini di pengaruhi oleh kelainan keratin, protein terkait keratin, air, dan/atau kandungan lipid.

2. Penyebab sindrom kuku rapuh

Ada beberapa penyebab kuku menjadi rapuh, termasuk kebiasaan yang sering kita lakukan sehari-hari. Di lansir Medscape, penyebab brittle nail syndrome antara lain:

  • Faktor gaya hidup: peningkatan risiko brittle nail syndrome telah di kaitkan dengan orang-orang yang sering manikur, tangan sering berkontak dengan air (misalnya cuci piring), dan kebiasaan merokok.
  • Penyakit kulit: kondisi kuku yang rapuh juga telah di kaitkan dengan pemfigus vulgaris, psoriasis, eksem, infeksi jamur kuku, penyakit autoimun, dan beberapa kondisi lainnya. 
  • Penyakit sistemik: kelainan kuku ini juga bisa merupakan dampak dari berbagai penyakit sistemik, seperti penyakit hati (hepatitis C dan sirosis), penyakit tiroid, hipoparatiroidisme, dan gagal ginjal kronis. Sindrom ini juga di kaitkan dengan penyakit vaskular seperti penyakit arteri perifer, anemia, arteriosklerosis, serta penyakit reumatologi seperti asam urat dan osteoartritis.
  • Kondisi mineral tubuh.
  • Efek samping obat.

3. Gejala brittle nail syndrome

Brittle nail syndrome sebenarnya dapat di deteksi sejak dini. Berdasarkan laporan dalam jurnal Clinical Dermatology, tanda awal kuku mulai rapuh adalah adanya garis-garis dangkal membujur lurus dari pangkal ke ujung kuku (onychorrexis).

Garis tersebut bahkan mungkin terlihat seolah-olah tergores atau teramplas. Selain itu, adanya kuku yang terbelah di ujung kuku (onychoschizia) juga menjadi tanda kuku mulai rapuh.

Jika gejala di atas tidak segera di tangani, maka dapat berkembang menjadi brittle nail syndrome. Berdasarkan sebuah studi dalam jurnal Dermatology Therapy, pasien dengan sindrom kuku rapuh sering melaporkan bahwa kuku mereka rapuh, mudah patah, dan kesulitan mempertahankan panjangnya. Kondisi ini tak hanya memengaruhi estetika, tetapi rasa sakit yang muncul menimbulkan ketidaknyamanan. JOINSINI

4. Bagaimana pengobatannya?

Apabila kuku mulai menunjukkan tanda-tanda seperti yang di sebutkan di atas tadi, lebih baik segera tangani. Penanganan brittle nail syndrome tergolong cukup sederhana.

Melansir Medscape, pelembap kuku yang di kombinasikan dengan merendam kuku dalam air hangat selama 10-20 menit bisa meningkatkan hidrasi kuku dan memperbaiki tampilannya yang tampak rapuh.

Contoh pelembap kuku yang dapat di gunakan adalah petroleum jelly, losion asam laktat, dan mineral oil. Jika kondisi kuku cukup parah, pertimbangkan untuk menggunakan pelembap dan bungkus dengan sarung tangan berbahan katun. Selain itu, obat pengeras kuku yang di jual bebas juga bisa di manfaatkan.

Cara lainnya, kamu bisa mengurangi kerusakan kuku dan kutikula dengan mengenakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan rumah dan menjaga tangan tetap kering. Penggunaan sarung tangan juga bisa melindungi kuku dari bahan kimia seperti cairan pembersih dan detergen.

5. Pencegahan utama adalah menjaga kelembapan kuku

Menerapkan pola makan bergizi seimbang kaya akan vitamin dan mineral akan sangat bermanfaat bagi kesehatan kuku dan kulit. Biotin atau vitamin B7, yang banyak di temukan dalam kuning telur, sereal, kedelai, kacang kenari, kacang tanah, dan susu dapat membantu mencegah gejala brittle nail syndrome.

Di lansir Healthline, menjaga kelembapan kuku adalah kunci dalam pencegahan brittle nail syndrome. Selain dengan cara di atas, kamu juga di sarankan untuk menggunakan losion untuk tangan yang mengandung lanolin atau asam alfa hidroksi (AHA). Oleskan di sekitar kuku atau langsung di permukaan kuku.

Selain itu, pakailah losion setelah mencuci tangan. Pakai juga sebelum tidur agar kuku tetap terhidrasi saat kamu tidur. Lakukan juga tips di bawah ini:

  • Hindari trauma langsung pada kuku dengan memakai sarung tangan setiap kali melakukan aktivitas yang bisa melukai kuku.
  • Hati-hati dengan penggunaan penghapus cat kuku yang berlebihan, karena dapat mengeringkan kuku.
  • Jaga kuku tetap pendek untuk mengurangi area permukaan yang bisa rapuh atau mudah patah.
  • Hindari manikur atau pedikur terlalu sering. 
  • Hindari penggunaan kuku palsu berulang dalam jangka panjang.

Demikian informasi seputar brittle nail syndrome, salah satu penyebab kuku rapuh. Agar kuku sehat, indah, dan kuat, jaga terus kesehatannya dengan melakukan berbagai tips di atas tadi, ya!

SUMBER BERITA : VIPDOMINO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *